Home Nasional Daerah Politik Ekonomi Hukrim Olahraga LifeStyle Peristiwa Pendidikan Internasional Indeks
 
Penasehat Hukum Serta Keluarga Alm Mendatangi Kadam XIX Tuanku Tambusai dan Keluarga Prada Josua Tolak Hasil Penyelidikan Kodam 1/Bukit Barisan
Senin, 22-12-2025 - 20:00:34 WIB
Keluarga Korban Saat di Kodam XIX Tuanku Tambusai
TERKAIT:
   
 

Pekanbaru, Riau.  OPSINEWS.COM-Penasehat hukum serta Keluarga Almarhun Prada Josua Lumban Tobing Menolak Hasil Penyelidikan Kodam I/Bukit Barisan. dan mendatangi Kodam XIX Tuanku Tambusai , Pada hari Senin,22/12/2025.

Keluarga Almarhun Prada Josua Lumban Tobing Menolak Hasil Penyelidikan Kodam I/Bukit Barisan. pasalnya penyelidikan Kodam I/Bukit Barisan terkait kasus meninggalnya Almarhum Prada Josua Lumban Tobing Bunuh Diri Karena Putus Cinta adalah tidak benar dan tidak sesuai dengan yang sebenarnya, ungkap penasehat huky. dugaan proses penyelidikan tidak sesuai Hasil Otopsi yang menemukan ada kekerasan beberapa bagian tubuh korban dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Menurut keluarga korban.

"Kami dari keluarga Almarhun Prada Josua Lumban Tobing menolak Hasil Penyelidikan dari Kodam I/Bukit Barisan. Karena, hasil penyelidikan itu tidak benar tidak sesuai dengan Hasil Otopsi, yang jelas ada tanda kekerasan pada tubuh korban dan hasil BAP saya dan keluarga korban itu tidak sama didalam surat dari Kodam

I/Bukit Barisan yang saya terima beberapa hari yang lalu," kata Dr Freddy Simanjuntak Kuasa Hukum Keluarga Almarhum Prada Josua Lumban Tobing. 

"Kami Mohon kepada presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto agar membuka Kasus Kematian Prada Josua, karena itu bukan bunuh diri, hasil otopsi jelas itu diduga dibunuh karena ada tanda kekerasan pada beberapa bagian tubuhnya dan patah tulang leher yang jelas itu tak lazim ada pada orang yang meninggal gantung diri," ucap Freddy.

Terkait Kasus Kematian Almarhum Prada Josua Lumban Tobing. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyurati Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Rabu 25 Juni 2025 agar menindaklanjuti perkara Kematian Prada Josua Lumban Tobing.hasil otopsi Januari 2025 lalu ada tanda kekerasan pada Almarhum Prada Josua Lumban Tobing. Sehingga, KSAD diminta untuk mengungkap siapa pelaku yang menyebabkan tewasnya Almarhum Prada Josua Lumban Tobing.

Komnas HAM juga meminta agar KSAD untuk menyerahkan hasil otopsi tersebut kepada Kuasa Hukum Keluarga Korban Almarhum Prada Josua Lumban Tobing dan menindaklanjuti Perkara Kematian Almarhum Prada Josua ditemukan Tewas memakai baju seniornya dengan Leher terjerat di Gudang Logistik Batalion Infanteri (Yonif) 132 Salo Bangkinang pada 30 Juni 2024 lalu.

"Jadi, Kita sudah menerima surat dari Komnas HAM yang mana surat tersebut meminta agar KSAD menyerahkan hasil otopsi yang sudah dibacakan Tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau ada kekerasan pada beberapa bagian tubuh Almarhum Prada Josua Lumban Tobing yang dibacakan pada 15 Januari 2025 di Denpom 1/3 Pekanbaru, " jelas Dr Freddy Simanjuntak, SH, MH, Jumat (11/7/2025) di Kantor Hukum Pengacara Dr Freddy Simanjuntak, SH, MH.

Untuk mengungkap Kematian Almarhum Prada Josua Lumban Tobing. Keluarga Almarhum dan Tim Kuasa Hukum Dr Freddy Simanjuntak, SH, MH juga sudah menyurati Presiden RI Prabowo Subianto, DPR RI, Panglima TNI agar siapapun yang terlibat kematian Almarhum Prada Josua Lumban Tobing dapat segera terungkap.

Misteri Kematian Prajurit Dua (Prada) Josua Lumban Tobing (22 tahun) masih menjadi tanda tanya bagi pihak keluarga yang tidak terima Kematian Anaknya, banyak kejanggalan terjerat di dilehernya di Batalyon Infanteri 132 Salo– Bangkinang (Yonif 132/BS) 132 Salo, 30 Juni 2024.

keluarga menduga Prada Josua meninggal karena penyiksaan, adanya bukti di beberapa tubuh Almarhum Prada Josua dan hasil otopsi yang dibacakan Tim Forensik RS Bhayangkara pada Januari 2025. Al hasil untuk mencari keadilan supaya kematian Prada Josua terungkap, pihak keluarga didampingi Pengacaranya Dr Freddy Simanjuntak, SH, MH sudah melaporkan langsung ke Presiden RI, Ketua DPR RI Ketua Komisi I DPR RI, Komisi III DPR RI, Komnas HAM, Kantor Staf Kepresidenan, KASAD, Puspom TNI.

"Karena itu, saya mewakili pihak keluarga meminta agar dibentuk Tim Pencari Fakta atau TPF untuk mengungkap ini secara terang benderang sehingga keadilan diterima pihak keluarga Prada Josua. Karena, banyak kejanggalan dalam Kematian Prada Josua yang disebut gantung diri, "ucap Freddy di Kantor Hukum Dr Freddy Simanjuntak,SH,MH.Sabtu (31/08/2024).

Almarhum Prada Josua merupakan prajurit yang belum satu tahun bertugas di Batalyon Infanteri 132 Salo–Bangkinang (Yonif 132/BS) yang terletak di Desa Salo Timur, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau.

"Namun, anak sulung dari seorang Buruh Harian Lepas di kecamatan Pranap kabupaten Pelalawan ini diduga tewas dengan tidak wajar. Sehingga, keluarga berharap kepada Presiden RI, DPR, KASAD, Komnas HAM dan Puspom TNI membentuk TPF mengungkap misteri tewasnya Prada Josua" tegas Dr Freddy.

Lebih lanjut dijelaskan Fredy, kejanggalan lainnya adanya beberapa memar diperban di bagian ulu hati dan dada korban serta tangan almarhum Prada Josua diberi penyangga diperban. Alasan pihak Rumah Sakit Tentara Pekanbaru karena bekas suntikan formalin sebanyak 2,5 liter. " Padahal, ketika keluarga korban melihat jasad korban tidak ada bau formalin dan mayat almarhum Josua makin membengkak dan membusuk ketika hendak dikubur makanya peti matinya dililit dengan plastik.

Informasi dari ahli kesehatan kami dapatkan untuk satu itu dibutuhkan hanya 0,5 liter formalin, kalau benar di suntikan 2,5 liter formalin itu dapat untuk lima mayat dan bau formalinnya pasti akan sangat menyengat.

Kemudian kejanggalan lainnya adanya surat pernyataan diatas materai yang ditanda tangani Ayah Almarhum Prada Josua. Yang ditulis isinya membenarkan kematiannya gantung diri dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan tidak akan menuntut secara hukum.

Padahal, surat pernyataan itu dibuat tergesa- gesa diduga untuk menutupi misteri kematian korban agar keluarga almarhum Prada Josua tidak menuntut, sebenarnya pihak keluarga tidak pernah melihat mayat Prada Josua tergantung seperti diceritakan mereka hanya melihat mayatnya di Rumah Sakit Tentara Pekanbaru.

Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) tewasnya Prada Josua juga sudah direhab Pihak Yonif 132/BS.

"Ketika hendak direhab pihak keluarga diberi tahu dan Ayah Almarhum Prada Josua minta agar di videokan dulu TKP sebelum direhab dan sampai saat ini permintaan Ayah korban tidak ada dipenuhi, Secara rinci, Dr Freddy lantas menerangkan kronologi kejadian tewasnya Prada Josua yang informasinya didapatkan dari Juli Sihombing yang merupakan Pacar Almarhum Prada Josua.

Berawal Almarhum Prada Josua meminta izin kepada komandan regunya untuk cuti selama tiga hari karena opung atau kakeknya meninggal. Permohonan ini pun disetujui.

"Ternyata sebenarnya dia ini berbohong.Sebab, Kalau dia katakan yang meninggal itu sebenarnya adalah opung pacarnya, pasti tidak akan diberikan izin, makanya dia berbohong." terang Dr Freddy.

Kemudian, Josua pergi ke tempat opung pacarnya yang berada di Kecamatan Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau. Josua ke Pekanbaru menemui Juli Sihombing yang memang tinggal di sebuah kos di Pekanbaru. 

Setelah keduanya bertemu, mereka langsung pergi ke Duri mengunakan motor milik Juli.Josua dan Juli menghabiskan waktu dua hari di Duri. Keduanya kemudian kembali dan sampai di Pekanbaru pada Jumat, 28 Juni 2024.

Pada saat itu, Freddy menyebut hubungan keduanya tidak ada masalah yang informasinya didapatkan dari Pacarnya Juli.

"Mereka masih makan bersama-

sama di Pekanbaru, sama pacarnya makan bersama, serta jalan-jalan," terangnya.

Kemudian pada Sabtu, 29 Juni 2024 sekitar pukul 22.00, ada pesan masuk ke WhatsApp atau WA milik Josua.Pesan itu datang dari rekannya yang berisi kekecewaan. Sebab, Josua berbohong bahwa opungnya meninggal.

"Chatting WA itu kira-kira begini 'gara-gara kau berbohong, aku jadi menggantikan kau! Kau bohong, kau bilang opung kau yang meninggal, ternyata opung pacarmu. Cepat kau pulang kemari! Kalau kau pulang kemari, nanti begitu sampai, kalau aku sudah tertidur, kau bangunkan aku!'," kata Freddy menirukan pesan yang kini sudah dihapus itu.

Ia menuturkan Josua lalu menunjukkan pesan tersebut kepada pacarnya. Menurut Freddy, Josua mendapatkan feeling atau perasaan bahwa ia akan disiksa.

"'Ini ada WA, ini kayaknya aku mau disiksa. Biasanya kalau kayak gini aku pasti disiksa. Biasanya kalau ada pelanggaran, ada kesalahan, disiksa disana'," ujar Freddy menirukan ucapan Josua kepada pacarnya 

Akhirnya, Juli pun menyuruh Josua segera kembali. Josua kemudian kembali menggunakan motor pacarnya. Josua kembali sekitar pukul 23.00 dan sampai di barak pada Minggu subuh, 30 Juni 2024.

"Hari Minggunya, dia masih video call sama ibunya sempat menanyakan sudah ke Gereja begitu juga sama Juli pacarnya masih Video Call sama sekali ada masalah.Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 22.00, Juli menerima foto dan video yang dikirim dari WhatsApp Josua. Josua dalam pesannya itu menyebut ingin menghabisi nyawanya sendiri.

"Ini jelas bukan dia sebenarnya yang nge-WA, tapi menggunakan handphone Josua, seolah-olah Josua putus cinta dan Juli dikirim foto Josua Leher terjerat bersimpuh di foto dari belakang dan video Prada Josua digantung itu ada suara membuka pintu artinya orang lain disana," kata Freddy.

"Yang jelas ini bukan bunuh diri karena putus cinta, karena hubungan mereka tidak ada masalah, kuat dugaan Almarhum Prada Josua ini dibunuh, sehingga kami meminta agar dibentuk Tim Pencari Fakta atau TPF yang independen untuk mengungkap Misteri penyebab Kematian Prada Josua ini" Demikian disampaikan Fredy di Kantor Hukum Pengacara Dr Freddy Simanjuntak, SH, MH kronologis Tewas Prada Josua Lumban Tobing Gunakan Baju Seniornya dengan Leher Terlilit Tali di Yonif 132 Salo Bangkinang. (kumbang).

 




 
Berita Lainnya :
  • Cemarkan Nama TNI, Berita Hoaks Back-Up Minyak Oplosan Rugikan Institusi Kodim 0322/Siak
  • Polres Sergai Serahkan Bingkisan Natal kepada Personel, Pekerja Honorer, dan Mitra Media
  • Tabrakan Dua Sepeda Motor di Simpang Pos Polisi Sei Bamban, Satu Pengendara Luka Serius
  • Natal 2025 BNKP Pos Pelayanan Sei Rampah: Hangatnya Kasih Kristus Menyatukan Masyarakat Nias di Tanah Perantauan
  • Diduga Selama AKP Rdn Butar-butar Memimpin Wilayah Hukum Kuantan Mudik Adanya Aktivitas PETI dan Merajalela di Desa Pantai Lubuk Ramo
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Cemarkan Nama TNI, Berita Hoaks Back-Up Minyak Oplosan Rugikan Institusi Kodim 0322/Siak
    02 Polres Sergai Serahkan Bingkisan Natal kepada Personel, Pekerja Honorer, dan Mitra Media
    03 Tabrakan Dua Sepeda Motor di Simpang Pos Polisi Sei Bamban, Satu Pengendara Luka Serius
    04 Natal 2025 BNKP Pos Pelayanan Sei Rampah: Hangatnya Kasih Kristus Menyatukan Masyarakat Nias di Tanah Perantauan
    05 Diduga Selama AKP Rdn Butar-butar Memimpin Wilayah Hukum Kuantan Mudik Adanya Aktivitas PETI dan Merajalela di Desa Pantai Lubuk Ramo
    06 Kapolres Sergai Tinjau Kesiapan Pos Pam dan Pos Yan Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
    07 Empat Pelaku Curas di Dolok Masihul Dibekuk Polisi, Motor dan Ponsel Korban Berhasil Diamankan
    08 Polsek Kandis Bersama DPC PPDI Kab Siak Lakukan Berbagi Kasih Natal Bagi Yatim Piatu Dan Fakir Miskin "Berbagi Itu Indah
    09 Wali Kota Tebing Tinggi Tinjau Proyek Revitalisasi, Pastikan Rampung Sebelum Akhir Tahun Tebing Tinggi
    10 Polres Kampar Sudah Lakukan SP3, Beredar di Medsos Bangun Opini Menyesatkan dan Provokatif Terkait Pembangunan Gedung Koperasi Merah Putih Desa Tambang 
    11 Penasehat Hukum Serta Keluarga Alm Mendatangi Kadam XIX Tuanku Tambusai dan Keluarga Prada Josua Tolak Hasil Penyelidikan Kodam 1/Bukit Barisan
    12 Polres Sergai Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 dengan Khidmat
    13 Pergantian pimpinan Kapolres di wilayah INDRAGIRI HULU
    14 Perayaan Natal 2025 Polres Serdang Bedagai Berlangsung Khidmat dan Penuh Sukacita
    15 Hakim PN Bangkinang Turun Lapangan Sidang Objek Lahan Sengketa
    16 Begal Sadis Beraksi di Pantai Cermin, Satu Pelaku Ditangkap Polisi, Korban Alami Luka Bacok
    17 PKS Mill Naga Bulan Salurkan Donasi Kemanusiaan Untuk Korban Bencana di Aceh Tamiang
    18 SP2HP Sudah Diberikan kepada Wartawan dan Polres Kuansing Selidiki Dugaan Intimidasi Wartawan dan Penggeledahan Saat Peliputan PETI di Desa Logas
    19 Wali Kota Tebing Tinggi Lantik 1.070 PPPK Paruh Waktu TA 2025
    20 Kapolres Sergai Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Toba 2025
    21 Polres Serdang Bedagai Gelar Latpra Ops Lilin Toba 2025, Siapkan Pengamanan Natal dan Tahun Baru
    22 Polres Sergai Hadiri Upacara Peringatan Hari Bela Negara 2025 di Lapangan Kantor Bupati
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © OPSINEWS.COM | Transformasi untuk Publik