APH di Minta jangan Terkesan Tutup Mata
APH di Minta Tindak SPBU 14.284.6111 Kubang Jaya di Duga Kuat Kerjasama Dengan Mafia BBM Subsidi
Senin, 26-02-2024 - 01:45:02 WIB
|
SPBU 14.284.6111 Kubang Jaya, Kec Siak hulu Kab Kampar |
Siak Hulu, Dalam Tindakan kejahatan yang berbentuk lingkaran setan APH kerja dalam memberantasnya salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) nomor 14.284.6111 di Kubang kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar, yang terkesan kerja sama dengan mafia BBM demi mencari keuntungan di atas penderitaan masyarakat.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) nomor 14.284.6111 di Kubang kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar yang sebelumnya pernah di segel Ditreskrimsus Polda Riau 2015 lalu terkait Kasus penyelundupan 950 liter solar. Namun hal itu tak membuat pembelajaran bagi pihak SPBU, bahkan seakan-akan tak takut dengan hukum.
PIhak dari SPBU 14.284.6111 Kubang jaya diduga kuat kembali beraktivitas melayani mobil tangki siluman/mobil langsir, yang terpantau oleh Tim awak media Sabtu (24/02) tepat pukul 10.52 WIB tak tanggung-tanggung pelaku langsir minyak menggunakan mobil roda enam, yang saat itu terlihat cara parkir nya tidak biasanya posisi disamping sejajar dengan mobil truk yang tengah mengantri mengisi BBM jenis solar,
Hironisnya pihak operator 14.284.6111 Kubang Jaya seakan telah ada kerja sama untuk melayani mobil yang tampak telah dikondisikan kehadirannya.
Tak lama kemudian tim awak media mengkonfirmasi supir mobil tersebut dan mengakui bahwa mobil tersebut benar pelangsir BBM subsidi jenis Solar yang diketahui selama ini banyak yang belum di ketahui oleh awak media.
Melanjutkan hal tersebut Tim awak media Mengkonfirmasi pihak SPBU 14.284.6111 atas temuannya mobil pelangsir BBM subsidi jenis Solar, namun hingga saat ini belum ada komentar maupun jawaban dari pengawas bernama Mas Kaji Iqbal melalui via WhatsAppnya.
Hal jelas melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi Rp.60 miliar,”.
Perpres 191/2014 dan perubahannya secara spesifik melarang penimbunan dan/atau penyimpanan minyak tanah (kerosene) dan minyak solar.
Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tanpa Izin Usaha Pengolahan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling tinggi Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
Pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tanpa Izin Usaha Pengangkutan dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling tinggi Rp40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah).
Penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tanpa Izin Usaha Penyimpanan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling tinggi Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah).
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tanpa Izin Usaha Niaga dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling tinggi Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah).
Begitu sangat jelas ada aturan UU nya, bahkan sanksi bahkan pidananya. Pembeli BBM dengan jeriken atau jenis lainnya dengan jumlah banyak dapat diduga melakukan penyimpanan tanpa izin, sehingga dapat dipidana berdasarkan Pasal 53 huruf c UU 22/2001.
Maka dengan hal tersebut diatas, kami melaporkan dan meminta kepada APH (Aparat Penegak Hukum), secara umum kepada Kapolda Riau dan secara khusus Kapolre Kampar untuk segera bertindak dan menangkap para mafia BBM jenis solar subsidi ini, agar hal ini tidak ada kesan atau imex publik kepada pihak aparat sengaja tutup mata terhadap aktifitas para mafia BBM.
Tim awak media akan berupaya mengkonfirmasi temuan tersebut dengan beberapa pihak terkait terutama Pertamina dan aparat kepolisian polres Kampar serta Polda Riau.
Tim,
Komentar Anda :