Home Nasional Daerah Politik Ekonomi Hukrim Olahraga LifeStyle Peristiwa Pendidikan Internasional Indeks
 
Bantah Pernyataan Pimpinan PT. CMI
Pekerja Minta Disnaker Dumai Tindak Perusahaan Yang Tidak Taat Aturan
Sabtu, 11-02-2023 - 14:19:52 WIB
TERKAIT:
   
 

DUMAI. OPSINEWS.COM-Keluarga pekerja salah satau karyawan PT. CMI Cahaya Mitra Insani Dumai yang beroprasi di wilayah Wilmar - Plintung tidak berterima pernyataan Pimpinan Perusahaan PT. CMI Luhut Arianja, ST yang menyampaikan bahwa perusahaan tidak PHK pekerja An. Rutherdina yang waktu itu menjalankan proses persalinan.

Hal itu disampaikan Luhut ketika dikonfirmasi awak media melalui pesan singkat whatsaap di nomor 0812 7676 xxxx, terkait tanggapan nya berhentikan pekerja karna menjalankan proses persalinan. " Maaf pak, kami sudah difasilitasi Depnaker Dumai melalui pertemuan bipartit dan kita tunggu hasilnya. Kami sudah ada pertemuan awal dengan Sdri. Rutherdina dan kami tidak ada PHK Sdri. Rutherdina dan tidak ada surat pemecatan, kami mengatakan Sdri. Rutherdina bisa masuk kerja kembali untuk menggantikan ssaudara Dia yang menggantikanya. " jelas Luhut sebagai Direktur PT. CMI.

Ketika awak media tanyakan terkait status pekerja Rutherdina selama 3 bulan diberhentikan kerja, dan juga apa gaji si pekerja masih jalan serta apakah ada dibuatkan perjanjian kerja antara pekerja dengan perusahaan. Sampai saat ini Luhut sebagai Direktur masih belum mennggapinya

salah satu tenaga kerja An. Rutherdina yang bekerja di salah satu perusahaan yang berlokasi di KID ( Kawasan Industri Dumai ) Wilmar group, kesal dengan sikap perusahaan yang dengan sewenang-wenang melakukan pemberhentian sepihak kepada salah satu karyawanya hanya karna alasan Rutherdina barusan menjalankan proses persalinan atau melahirkan anak ke 3 (tiga) nya dan dianggap tidak bisa melakukan aktifitas seperti kegiatan yang biasanya dilakukan di perusahaan.

Untuk diketahui sebelumnya, kasus perselisihan Industrial itu berawal ketika Ibu Rutherdina sudah mengabdi di Perusahaan PT. CMI ( Cahaya Mitra Insani ) kurang lebih sekitar 5 tahun dengan jabatan sebagai Clening service perusahaan. Namun pada bulan Nofember 2022 yang lalu, Rutherdina yang akan menjalankan proses persalinan melahirkan anak, manyampaikan kepada atasan atau mandor lapangan jikalau dirinya akan melahirkan 1 minggu lagi, tapi pihak perusahaan hanya menanggapi bahwa jika pekerja menjalankan proses persalinan melahirkan maka akan diberi waktu untuk istrahat sampai kapan ada waktunya nanti diterima perusahaan untuk bekerja kembali ata

Tidak berterima diberlakukan seperti itu, Rutherdina bersama keluarga membuat laporan pribadi ke Perselisihan Hubungan Industrial melalui mediator Ketenagakerjaan Kota Dumai. perihal kepastian hukum permasalahan yang menimpa nya hingga memastikan akan hak-haknya yang masih belum diselesaikan oleh pihak pengusaha.

 Sepertihalnya : sisa upah Hk yang belum dibayarkan, Tunjangan hari besar keagamaan ( THN 11 bulan kerja ), surat pengalaman kerja sebagai rekomendasi pengklaiman Bpjs-Ketenagakerjaan, upah Cuti melahirkan yang tidak diberlakukan oleh perusahaan selama 3 bulan , Uang biaya persalinan karna kelalain pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja di Bpjs Kesehatan dan uang penghargaan masa kerja tenaga pekerja dan hak lainya bahkan upah pekerja selama bekerja di perusahaan selalu dibawa standar Upah Minimum Kota Dumai. Seperti yang telah dipublikasikan media sebelumnya.

Menanggapi pernyataan Pimpinan PT. CMI keluarga pekerja menyampaikan tidak berterima nya pernyataan Luhut kepada awak media, Sabtu. 11 Feb 22. " harusnya pak Luhut itu sebagai pemilik usaha paham aturan atau undang-undang ketenagakerjaan, bukan mengabaikan hak-hak setiap pekerja. Sedikit kami lengkapi bahwa Klasifikasi pekerja yang Sah adalah yang sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan dan Peraturan kementerian tenaga kerja. Sesuai UU dan kepmen  yg dimaksud maka klasifikasi pekerja ada 3, yaitu :

1. Pekerja Harian Lepas / Borongan ( masa kerja maksimal 3 bulan ) Jika Lewat 3 bulan mengerjakan pekerjaan yg sama maka akan jadi Karyawan Tetap.
2. Pekerja Kontrak/ perjanjian kerja waktu tertentu ( PKWT / Outsorching) kontrak 1 kali setahun dan maksimal di perpanjang 2 kali , yang artinya maksimal 3 tahun . Jika lewat 3 tahun maka Otomatis jd Karyawan Tetap.
3. Pekerja Tetap ( PKWTT) atau sering di sebut Karyawan Tetap.

Maka oleh karena itu. Rata-rata pekerja BHL  sudah lebih 3 bulan kerja Borongan. Maka secara Hukum jadi Karyawan Tetap. Sehingga  mereka dipastikan memiliki hak-hak normatif sesuai dgn UU ketenagakerjaan.
Maka dengan itu semua hak-hak pekerja diatas harus dipenuhi. " ujar Optonica kepada awak media lewat pesan whatsaap.

Tambahnya. " kami mewakili keluarga pekerja meminta kiranya Disnaker Dumai bisa melakukan upaya hukum yang terukur sebagai perwakilan pemerintah dalam pengawasan terhadap pengusaha yang masih menyepelekan aturan. Jika pun nanti di tingkat Disnaker tidak ada solusinya maka bisa kita sampaikan ke pihak yang lebih berwewenang lagi. " tutupnya.

Red




 
Berita Lainnya :
  • Danrem 031/WB Pimpin Sertijab Kasiops Kasrem 031/WB
  • Resmi Dilaporkan ke Polisi, Pemalsuan Data Kependudukan Melibatkan Oknum Pegawai Disdukcapil Payakumbuh
  • Kapolres Pelalawan Dalam Sorotan Masyarakat: Kasus Kriminalisasi Hingga Berujung Disiksanya Seorang Tahanan
  • Eks Sekda Balangan Lawan Status Tersangka, Gandeng Eks Pengacara Brigadir Joshua Ajukan Praperadilan
  • Kasat Narkoba Polres Tebing Tinggi Beri Tali Asih ke Panti Asuhan Selfan, Wujud Kepedulian Sosial
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Danrem 031/WB Pimpin Sertijab Kasiops Kasrem 031/WB
    02 Resmi Dilaporkan ke Polisi, Pemalsuan Data Kependudukan Melibatkan Oknum Pegawai Disdukcapil Payakumbuh
    03 Kapolres Pelalawan Dalam Sorotan Masyarakat: Kasus Kriminalisasi Hingga Berujung Disiksanya Seorang Tahanan
    04 Eks Sekda Balangan Lawan Status Tersangka, Gandeng Eks Pengacara Brigadir Joshua Ajukan Praperadilan
    05 Kasat Narkoba Polres Tebing Tinggi Beri Tali Asih ke Panti Asuhan Selfan, Wujud Kepedulian Sosial
    06 Tokoh Ulama Sergai Soroti Dugaan Kelalaian RSUD Sultan Sulaiman, Desak Pemerintah Bertanggung Jawab
    07 Pasca Dugaan Kelalaian RSUD Sultan Sulaiman yang Viral, DPRD Sergai Gelar RDP, OPD dan BPJS Dinilai Saling Lempar Tanggung Jawab
    08 Operasi Kancil Toba 2025: Polres Sergai Tangkap Pelaku Curas, Sita Motor Hasil Kejahatan
    09 Dugaan Korupsi Smart Board, Kejatisu Periksa Kadisdik Tebing Tinggi, PPK, dan Rekanan
    10 Bayi Meninggal Diduga Akibat Kelalaian, RSUD Sultan Sulaiman Resmi Dilaporkan ke Polda Sumut
    11 Polres Sergai Gencarkan Patroli dan Edukasi Keselamatan Berlalu Lintas
    12 Gudang Jangkos Terbakar di Sergai, Polisi Gerak Cepat Amankan Lokasi dan Lakukan Investigasi
    13 Jaringan Judi Togel Bebas di Pelalawan di duga ada Storan Ke APH, Bos Togel Dikuasai Bermarga Sihombing, APH Pelalawan Dinilai Bungkam
    14 Kapolda Riau diminta Agar Segera Berantas Praktek ILLOG Di Wilayah Polres Kampar
    15 Semoga Sampai ke Telinga Jaksa Agung Yang Anti Terhadap Oknum Jaksa Nakal, Kasus Debt Collector "Mandek" di Kejari Bangkinang
    16 Ketua DPDD GRANAT Riau, Tegaskan Bagi Aph Yang terlibat Narkoba Hukum Mati Biar Ada Efek Jerah Bagi Yang Lain
    17 Sambut HUT TNI ke-80, Kodim 0204/DS Gelar Bhakti Teritorial Prima dan Bagikan Sembako di Tiga Kecamatan
    18 Jalan Provinsi di Bantaran Sungai Padang Longsor Hampir Setahun, Warga Sergai Khawatir Menelan Korban
    19 Satlantas Polres Sergai Berikan Pelayanan SIM Khusus Bagi Penyandang Disabilitas
    20 Gelombang Protes Memanas: Aliansi Masyarakat Sergai Siap Gelar Aksi Jilid II, Tenda Perjuangan Akan Didirikan di Kantor Bupati
    21 Misteri Penemuan Kerangka Manusia di Pohon Aren Sergai, Warga Berharap Polisi Ungkap Identitas Korban
    22 Masyarakat Keluhkan Tanah Berserakan di Jalan Dari Mobil Pengangkut Tanah Urug Galian C KM 55 Bahkan Dapat Dapat Kecelakaan Para Pengendara
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © OPSINEWS.COM | Transformasi untuk Publik