DPR Minta Sri Mulyani Realistis Tetapkan Target Pertumbuhan Ekonomi 2022
Selasa, 25-05-2021 - 15:17:32 WIB
 |
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) dan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana (kanan) saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2020). ( |
Jakarta | Opsinews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, diminta untuk realistis mengenai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 - 5,8 persen pada 2020. Hal ini disampaikan oleh sejumlah fraksi di dalam Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa (25/5/2021).
Salah satunya adalah fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi PAN, Jon Erizal.
"Asumsi makro yang diajukan pemerintah terlalu optimis, bahkan cenderung tidak realistis mengingat kita kontraksi 0,74 persen. Sementara diperkirakan dampak negatif Covid-19 masih akan terus berlangsung," kata Jon Rizal dalam live streaming Rapat Paripurna pada Selasa (25/5/2021).
Fraksi PAN berpendapat pertumbuhan ekonomi yang realistis pada 2022 berada di kisaran 2,5 - 3,5 persen. Namun jika merujuk pada skenario yang sangat berat seperti diajukan pemerintah, katanya, Fraksi PAN berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi hanya 1,5 - 2 persen.
Pandangan PAN ini berdasarkan asumsi bahwa 2022 sangat erat kaitannya dengan kemampuan pemerintah menangani pandemi Covid-19, meredam pandemi, dan mempercepat vaksinasi, meningkatkan daya beli masyarakat, serta meningkatkan permintaan dari pasar tujuan ekspor.
"Kehadiran vaksin dari setidaknya 70 persen dari masyarakat perlu terus diperjuangkan," tuturnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Fraksi Demokrat. "Fraksi Partai Demokrat menyampaikan catatan kritis berkaitan dengan asumsi ekonomi makro 2022. Demokrat meminta pemerintah untuk realistis dalam penetapan target pertumbuhan ekonomi dengan memeprtimbangkan pencapiaan pada kuartal I masih minus 0,74 persen," kata anggota Komisi V DPR RI dari Partai Demokrat, Irwan.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai PKB, Ratna Juwita, mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan terlalu tinggi.
"Fraksi PKB memandang bahwa besar kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 hanya dapat mencapai pada batas bawah 5,2 - 5,4 persen. Itu saja juga didukung perbaikan laju konsumsi rumah tangga dan positifnya laju investasi," ungkap Ratna.
Sri Mulyani Usul Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen di RAPBN 2022
Sebelumnya, pemerintah mengusulkan indikator ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 sebesar 5,2 persen sampai dengan 5,8 persen. Sementara inflasi berada di kisaran 2,0 sampai 4.0 persen.
"Dokumen yang kami serahkan hari ini akan digunakan sebagai bahan pembicaraan pendahuluan di dalam penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN Tahun 2022," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Sidang Paripurna DPR RI Masa Persidangan V Tahun Sidang 2020-2021, Kamis (20/5/2021).
Selain itu, pemerintah juga mengusulkan tingkat suku bunga SUN 10 Tahun sebesar 6,32 - 7,27 persen,nilai tukar Rupiah Rp13.900 - Rp15.000 per USD, harga minyak mentah Indonesia USD55 - 65 per barel.
Kemudian untuk lifting minyak bumi diusukan sebesar 686 - 726 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.031 - 1.103 ribu barel setara minyak per hari.
"Belajar dari kondisi dinamika dalam penanganan Covid-19 dan dampaknya yang sangat luas, juga tantangan struktural yang harus diatasi dalam perekonomian kita, maka arsitektur kebijakan fiskal harus bersifat antisipatif, responsif, dan pragmatis, namun tetap fokus pada tercapainya tujuan jangka panjang," pungkas Sri Mulyani.
sumber:Liputan6.com
Komentar Anda :